Allah ta’ala telah menganugerahkan kepada kaum wanita keindahan yang
membuat kaum lelaki tertarik kepada mereka. Namun syariat yang suci ini
tidak memperkenankan keindahan itu diobral seperti layaknya barang
dagangan di etalase atau di emperan toko. Tapi kenyataan yang kita
jumpai sekarang ini wanita justru menjadi sumber fitnah bagi laki-laki.
Di jalan-jalan, di acara TV atau di VCD para wanita mengumbar aurat
seenaknya bak kontes kecantikan yang melombakan keindahan tubuh,
sehingga seolah-olah tidak ada siksa dan tidak kenal apa itu dosa.
Benarlah sabda Rasulullah yang mulia dalam hadits yang diriwayatkan oleh
Imam Bukhari dan Muslim, di mana beliau bersabda, “Tidak pernah
kutinggalkan sepeninggalku godaan yang lebih besar bagi kaum lelaki
daripada wanita.” (HR. Bukhari Muslim)
Ya, begitulah realitasnya, wanita menjadi sumber godaan yang telah
banyak membuat lelaki bertekuk lutut dan terbenam dalam lumpur yang
dibuat oleh syaitan untuk menenggelamkannya. Usaha-usaha untuk menggoda
bisa secara halus, baik disadari maupun tidak, secara terang-terangan
maupun berkedok seni. Tengoklah kisah Nabi Allah Yusuf ‘alaihis salam
tatkala istri pembesar Mesir secara terang-terangan menggoda Beliau
untuk diajak melakukan tindakan tidak pantas. Nabi Yusuf pun menolak dan
berkata, “Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah
memperlakukanku dengan baik.” (QS. Yusuf: 23)
Muhammad bin Ishaq menceritakan, As-Sirri pernah lewat di sebuah jalan
di kota Mesir. Karena tahu dirinya menarik, wanita ini berkata, “Aku
akan menggoda lelaki ini.” Maka wanita itu membuka wajahnya dan
memperlihatkan dirinya di hadapan As-Sirri. Beliau lantas bertanya, “Ada
apa denganmu?” Wanita itu berkata, “Maukah anda merasakan kasur yang
empuk dan kehidupan yang nikmat?” Beliau malah kemudian melantunkan
syair,”Berapa banyak pencandu kemaksiatan yang mereguk kenikmatan dari
wanita-wanita itu, namun akhirnya ia mati meninggalkan mereka untuk
merasakan siksa yang nyata. Mereka menikmati kemaksiatan yang hanya
sesaat, untuk merasakan bekas-bekasnya yang tak kunjung sirna. Wahai
kejahatan, sesungguhnya Allah melihat dan mendengar hamba-Nya, dengan
kehendak Dia pulalah kemaksiatan itu tertutupi jua.” (Roudhotul Muhibbin
wa Nuzhatul Musytaqin, karya Ibnul Qayyim)
Perhatikanlah bagaimana Rasulullah telah mewanti-wanti kepada kita
sekalian lewat sabda beliau, “Hati-hatilah pada dunia dan hati-hatilah
pada wanita karena fitnah pertama bagi Bani Isroil adalah karena
wanita.” (HR. Muslim) Kini, di era globalisasi, ketika arus informasi
begitu deras mengalir, godaan begitu gampang masuk ke rumah-rumah kita.
Cukup dengan membuka surat kabar dan majalah, atau dengan mengklik
tombol remote control, godaan pun hadir di tengah-tengah kita tanpa
permisi, menampilkan wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang,
berlenggak-lenggok memamerkan aurat yang semestinya dijaga.
Lalu, sebagian muslimah ikut-ikutan terbawa oleh propaganda gaya hidup
seperti ini. Pakaian kehormatan dilepas, diganti dengan pakaian-pakaian
ketat yang membentuk lekuk tubuh, tanpa merasa risih. Godaan pun semakin
kencang menerpa, dan pergaulan bebas menjadi hal biasa. Maka, kita
perlu merenungkan dua bait syair yang diucapkan oleh Sufyan Ats-Tsauri:
“Kelezatan-kelezatan yang didapati seseorang dari yang haram, toh akan
hilang juga, yang tinggal hanyalah aib dan kehinaan, segala kejahatan
akan meninggalkan bekas-bekas buruk, sungguh tak ada kebaikan dalam
kelezatan yang berakhir dengan siksaan dalam neraka.”
Seorang ulama yang masyhur, Ibnul Qayyim pun memberikan nasihat yang
sangat berharga: “Allah Subhanahu wa ta’ala telah menjadikan mata itu
sebagai cerminan hati. Apabila seorang hamba telah mampu meredam
pandangan matanya, berarti hatinya telah mampu meredam gejolak syahwat
dan ambisinya. Apabila matanya jelalatan, hatinya juga akan liar
mengumbar syahwat…”
Wallahul Musta’an.
No comments:
Post a Comment